Hidup kaya raya di dunia tidak selalu berarti di sayang Allah, saudaraku.
seringkali kita melihat dan memperhatikan, bahwa orang-orang non muslim, pelaku
bisnis kotor, kok hidup didunia ini terlihat senang, kaya raya, bahkan
terhormat. Sebaliknya, mengapa ummat islam yang sehari-harinya rajin ibadah,
masih sangat banyak yang hidupnya serba miskin dan kesusahan. Pertanyaannya, apa
rahasia Allah dibalik semua ini?
Mengapa seolah membiarkan yang jahat
hidupnya lebih makmur dan berkuasa, bahkan menindas terus kaum lemah? Mengapa
para penjahat kelas hiu tetap terbebas dari hukum dunia, mereka bebas
berkeliaraan dan beraktivitas secara normal bahkan dapat mengeruk terus
kekayaaan dari bisnisnya? Tentunya masih akan banyak lagi berbagai pertanyaan
dari benak kita, yang terutama akan muncul dari sesama muslim yang hidupnya
hingga saat ini masih dalam taraf kesusahan. Susah dalam mendapatkan penghasilan
yang memadai, susah untuk menyekolahkan anak dengan layak, bahkan tidak sedikit
yang kesusahan sekalipun untuk memenuhi makan sehari-hari, apalagi kalau ingin
makan dengan syarat makan yang sehat, tentunya masih jauh sekali.
Jika
manusia ternyata lebih banyak berkeluh kesah dalam menyikapi perjalanan hidup
ini, itu sangat wajar dan normal karena jelas jawabannya ada dalam Al-Qur'an
sebagai Firman Allah yang Maha Tahu segalanya tentang kehidupan ini dari awal
penciptaan hingga berakhirnya kehidupan di dunia kelak. Mari kita perhatikan
petikan ayat Al-Quran berikut ini: "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat
keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan
apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir". (Al Ma'arij: 19-21)
Allah
yang Maha Bijaksana, yang selalu menunjukkan jalan untuk kebaikan bagi manusia,
pada ayat selanjutnya Allah memberikan jalan keluar agar manusia yang memiliki
sifat dasar keluh kesah, kikir, tersebut dapat memilihnya.
"Kecuali
orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan
shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi
orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak
mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang
yang takut terhadap azab Tuhannya". (Al Ma'arij: 22-27)
Kembali pada
pertanyaan mengapa Allah memberikan dan memperlihatkan hidup di dunia lebih
makmur bagi orang kafir, atau orang jahat, daripada kepada umat islam yang ahli
ibadah. Jawabanya juga sangat jelas tersedia dalam ayat berikut: "Maka janganlah
harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki
dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam
kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam
keadaan kafir." (At Taubah: 55)
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan
tentang ayat di atas: Allah Ta'ala berfirman kepada Rasul-Nya, "Maka janganlah
harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu." Penggalan di atas seperti
firman Allah Ta'ala, "Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami
berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan
kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar." (QS.
23:55,56).
Qatadah menafsirkan, "Susunan kalimat yang dikemudiankan dan
diakhirkan". Asal ayat ini kira-kira, "Maka janganlah harta dan anak-anak mereka
mempesonamu dalam kehidupan dunia. Sesungguhnya Allah hendak menyiksa mereka
dengannya di akhirat.".
Namun Hasan Basri menafsirkan, "Dia menyiksa
mereka karena menolak zakat dan tidak menginfakkan sebagian hartanya dijalan
Allah." Firman Allah Ta'ala, "Dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang
mereka dalam keadaan kafir." Yakni, Dia hendak mematikan mereka dalam keadaan
kafir agar hal itu lebih menistakan mereka dan memberatkan siksanya.
Saudaraku, jadi sangat jelas, bahwa ummat Islam agar tidak termasuk
manusia yang memiliki sifat keluh kesah jika ditimpa kesusahan, dan tidak kikir
jika diberikan kebahagiaan oleh Allah Ta'ala, maka obatnya ikuti saja
petunjuk-Nya. Dan ummat Islam tidak perlu bersusah payah seperti membenci berat,
terhadap manusia yang kafir, dan yang berlaku jahat, padahal mereka hidup dengan
bergelimang harta, bahkan dihormati. Tetapi cukup menyikapinya dengan sangat
berlapang dada, dan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Pemilik Rencana Matang
dan Adil, yaitu Allah akan membiarkan mereka dalam keadaan yang sangat
menyedihkan, yaitu mati dalam keadaan kafir, dan mendapatkan siksa yang teramat
pedih di akhirat kelak. Ummat Islam yang hingga saat ini kehidupannya masih
kesusahaan, Allah sedang menguji apakah berkeluh kesah atau sebaliknya semakin
beriman.
Bagi ummat Islam yang kehidupannya telah diberikan kemapanan,
Allah juga sedang menguji apakah mereka kikir atau semakin beriman pula. Dengan
demikian Allah telah jelas memberikan dua jalan pilihan bagi manusia, yaitu
jalan yang baik untuk menuju Surga, dan jalan penuh maksiat dan jahat untuk
menuju Neraka. Silahkan pilih jalan mana?
Saudaraku, sebaiknya kita
berlindung kepada Allah Ta'ala, agar dimatikan dalam keadaan Islam dan iman.
Wallahu 'alam bishshowaab.
Abuameera@yahoo.com
Abu@meera Foundation
(Bergabunglah bersama untuk membangun Pesantren Al-Qur'an & Teknology.
Pesantren Gunung Badar-Uhud).
sumber : eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar