Bila tiupan sangkakala yang pertama menggoncangkan alam dan kemudian bumi pun
diratakan. Dilemparkan semua isi yang membebaninya. Tiupan keduapun menyusul
kemudian, begitu memekakkan telinga, hingga semua manusia pada hari itu
menudukkan pandangannya dan teramat sangat ketakutan. Pada hari itu, dimanakah
kita berada?
Bila bulan telah hilang cahayanya. Matahari dan bulan pun
dikumpulkan. Dengan mata terbelalak penuh ketakutan, manusia bertanya-tanya dan
sibuk mencari tempat berlindung. Sungguh, tidak ada tempat berlindung karena
hanya kepada Tuhan-lah tempat berlindung. Sungguh, Tuhanpun bersumpah bahwa
semua jiwa teramat menyesali dirinya sendiri akan semua perbuatannya. Pada hari
itu, apa yang sedang kita perbuat?
Bila langit terbelah dan kemudian
dilenyapkan, matahari digulung, bintang-bintang jatuh berserakan, gunung-gunung
dihancurkan, lautan pun menjadi meluap. Pada hari itu, manusia-manusia seperti
anai-anai yang berterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang
dihambur-hamburkan. Bila tiba hari itu, sudah cukupkah segala perbekalan yang
kita persiapkan?
Pada hari manusia lari dari saudara-saudaranya, dari
ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya karena setiap manusia mempunyai
urusan masing-masing yang menyibukkannya. Kuburan-kuburan pun dibongkar, ruh-ruh
kembali dipertemukan dengan tubuhnya, dan bayi-bayi perempuan yang dikubur
hidup-hidup ditanya, atas dosa apa dia dibunuh. Bila tiba hari itu, Seberapa
banyak amalan yang akan menjamin keselamatan kita?
Saudaraku, sungguh
hari keputusan itu adalah suatu waktu yang ditetapkan. Pada hari itu banyak muka
berseri-seri, tertawa dan gembira. Namun banyak pula yang bersedih dan muka
mereka pun tertutup debu kemudian ditutup lagi oleh kegelapan. Saat itu, mereka
diitimpa kehinaan dan kesusahan. Bagaimana dengan wajah kita pada hari itu?
Saudaraku, bila tiba hari itu, semua manusia merasa seakan-akan tidak
tinggal di dunia melainkan sesaat saja seperti diwaktu sore atau pagi hari.
Manusia akan merasa bahwa ia hanya singgah sebentar di dunia. Namun tidak
sedikit manusia yang bermain-main meski ia tahu waktunya begitu singkat.
Kebanyakan manusia tidak mempersiapkan perbekalan secukupnya untuk kehidupan
yang lebih lama dan abadi. Sungguh saudaraku, pada hari itu setiap-tiap jiwa
akan teringat akan apa yang telah dikerjakannya dan dilalaikannya hingga mereka
akan diperlihatkan neraka dengan jelas. Mungkinkah kita menerima catatan amalan
dari sebelah kanan? Wallahu a'lam bishshowab. (Bayu Gautama).
sumber
: eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar