Tidak dapat dibantah lagi bahwa kesedihan adalah salah satu kondisi yang paling
tragis dan paling besar -terasa- sakitnya bagi raga maupun jiwa. Apabila ia
menyatu bersama kuku-kukunya yang tajam ke dalam jiwa, tidak lama kemudian ia
akan merobek-robeknya dan memporak-porandakannya. Maka akan kita dapatkan
manusia yang kacau dan mengalami kegoncangan dalam hidup dan kehidupannya.
Dan kesedihan tadi akan mempengaruhi sebagian dan bahkan seluruh
komponen kehidupannya jiwa dan raga, hingga ia melihat dunia dalam pandangan
matanya lebih gelap dari kegelapan dan lebih sempit dari lubang jarum. Jiwanya
tak ubahnya laksana tinta-tinta tebal di atas permukaan air. Ia menghitamkan
setiap apa yang ia muntahkan dari dalam perutnya kepada apa pun yang dekat
dengannya. Dan kesedihan akan menghitamkan kehidupannya dengan apa saja yang ia
muntahkan atas dirinya dengan kesedihan-kesedihan dan kecemasan-kecemasan.
Karenaya, kau akan melihat mereka menyamakan antara jiwa dan raga yang sedih
dengan apa yang mereka pakai dan tampakkan dengan pakaian-pakaian berkabung.
Tatkala penyakit sedih tadi menjadi sebuah penyakit yang menimpa jiwa
seluruhnya.
Seorang bijak adalah orang yang mencari alternatif terapi
penyembuhan yang lebih baik, dengan beragam obat dan pengobatan lainnya, setelah
mengalami kesulitan dengan penyembuhan awal, sebagaimana yang dilakukan oleh
seorang dokter terhadap penyakit-penyakit yang membangkang di dalam raga. Maka
syarat awal agar berfungsinya obat bagi raga yang sedang ditimpa penyakit adalah
membiasakan diri untuk mengkomsumsi obat yang akan menyempurnakan proses
sirkulasi di dalam raga.
Wahai yang sedang bersedih...
Segala apa
yang ditawarkan berupa alternatif penyembuhan kesedihan tersebut, jika kalian
mau menjalaninya dengan kebiasaan yang konsisten, mengontrol cara pandang hidup,
berpikir positif dan memaksimalkan kesungguhan dan ketekunan, penelitian yang
berulang-berulang, dan melatihnya menjadi sebuah kebiasaan, sehingga menyatu
dalam jiwa. Ketika seseorang memiliki kemampuan untuk melakukannya secara
terus-menerus, akan lahir darinya perilaku-perilaku jasmaniah dan kejiawaan yang
menakjubkan dan mencengangkan keadaan.
Perlu adanya kerelaan pada
seseorang untuk berpikir dan membiasakan diri dengan ketentuan-ketentuan utama
dan -membiasakan- untuk mempraktekkannya, sehingga sampai pada tujuan yang
diinginkan, yaitu kebahagiaan. Segalanya akan menjadi berubah, tatkala kalian
hanya membaca tanpa mau menghayatinya, melihat tanpa mau merenunginya,
menghafalnya tanpa mengekspresikannya. Banyaknya menelaah, membaca dan proses
yang memakan waktu lama, tidaklah memberikan faedah pada akhirnya.
Wahai
yang sedang bersedih...
Ketahuilah bahwasanya raga itu terikat dengan
jiwa dan begitupun sebaliknya. Penyakit yang menimpa jiwa akan memberikan
pengaruh terhadap raga dan akan menjadikannya sakit, sebagaimana jiwa yang
terpengaruh oleh raga yang sedang ditimpa penyakit.
Penyembuhan jiwa dari
penyakit-penyakitnya haruslah dimulai dari keharusan untuk memiliki kesehatan
raga, sebab kesehatan jiwa sangat tergantung padanya. Tujuan kerja keras dan
upaya yang bijaksana yang akan membimbing seseorang mencapai kebahagiaan, yaitu
dengan adanya jiwa yang sehat dan berimbas pada raga yang sehat pula.
Wahai yang sedang bersedih...
Seseorang yang menginginkan
kesehatan raga, haruslah dapat menjauhkan setiap keinginan dan nafsu yang
berlebihan dan setiap apa saja yang akan mengakibatkan keguncangan pada
pikirannya, membiasakan dirinya untuk berolah raga -paling sedikit dua jam-
setiap harinya dalam keadaan udara yang bersih dan sering menggunakan air dingin
ketika mandi, menjaga dan memperhatikan pengeluaran darah yang berlebihan dari
ketentuan yang diinginkan dan memperbanyak gerak tubuh.
Maka hidup
adalah gerakan. Kalian dapat mengamati apa yang terjadi di dalam raga. Kalian
akan kalian dapati padanya isi perut dan anggota-anggota lainnya bergerak dengan
teratur. Kalian akan melihat hati menyalurkan seluruh apa yang terdapat dalam
jiwa berupa darah ke wadah yang berukuran kecil dan besar bersama dua puluh
delapan denyutan, paru-paru yang naik dan turun dengan gerakan yang cepat dan
selainnya terdapat gerakan alat-alat uap dan juga usus yang memuai dan mengerut.
Di dalam tubuh akan kalian dapatkan anggota-anggota tubuh yang berfungsi
menghisap dan mengeluarkan darah dalam satu waktu. Dan pada otak terjadi dua
gerakan pada setiap denyutan dari denyutan-denyutan jantung dan setiap kali
menghirup untuk bernafas. Apabila gerakan badan lemah pada fisiknya sebagaimana
halnya pada mereka yang hidup dengan nyaman, tidaklah sempurna keseimbangan
antara kenyamanan dan gerakan-gerakan yang terdapat pada batinnya. Yang terjadi
adalah kekacauan pada raga karena gerakan pada batin sangat memerlukan
pertolongan dengan adanya gerakan lahir, dan gerakan pada batin membutuhkan
gerakan lahir untuk meluruskan aturan, sehingga tidak terjadi kekacauan pada
jiwa dan raga secara bersamaan. Kita tidak akan merasakan hidangan kehidupan dan
mencapai kebahagiaan yang dipersembahkan buat kita dalam kehidupan ini,
melainkan dengan aturan tersebut.
Kalian akan mendapatkan seseorang yang
tenang jasadnya dan hatinya yang penuh kekerasan dan dominan dengan dendam dan
kebencian. Apabila ketenangan itu berlanjut tidaklah menjamin adanya dampak yang
buruk padanya dari kekacauan tersebut. Karena itu mereka menasehati siapapun
menggerakkan badannya. Dalam sebuah hadits Rasulullah s.a.w.: "Idza ghadhiba
ahadukum falyatawadhaa" (Abu Daud: 4784). Dalam sebuah perkataan Aristoteles:
"Maka basahkanlah dirimu dengan air dingin".
Kalian akan melihat,
tidaklah pohon-pohon dalam pertumbuhan dan perkembangannya bergerak dengan
gerakannya yang alami, melainkan udara dan cuaca yang menimpanya sehingga ia
menggoyangkan dahan-dahannya. Maka gerakan tersebut membantu lahirnya pada
gerakan pertumbuhan dan perkembangan pada batinnya.
Menjaga dan
memperhatikan badan dengan apa saja yang dapat memperbaikinya, dengan
makanan-makanan bergizi, gerakan dan sebagainya adalah sebuah keharusan. Dan
menjalaninya dengan mengikuti aturan kesehatan tertentu demi keselamatan raga
dan jiwa secara bersamaan. Maka hal-hal tersebut menjadi pokok dari substansi
pengobatan jiwa.
Dinukil dari Mukhtarat Al-Manfaluti.
Buat
seluruh saudara-saudara di Masakin Eijiko: “Buat aku semakin betah dalam
kebersamaan kalian yang indah”.
Asha_gazzaz
deruja_chandra@yahoo.co.uk
sumber : eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar