Sebulan sudah tak kubaca mail-mailnya. Juga tak kudengar beritanya. Aku bertanya
dalam hati, apa gerangan yang terjadi pada diri sahabatku yang satu ini? Baru
saja aku akan menulis mail ke seorang sahabat yang lain untuk menanyakan
keadaannya, tiba-tiba aku mendapat kabar tentangnya. Ternyata dia sedang sakit
dan harus bed rest sehabis keguguran.
Rasa haru dan kawatir bercampur
demi mengetahui keadaanya. Bagaimana tidak, sepuluh tahun sudah dia mengarungi
hidup berumah tangga namun belum seorangpun keturunan dia peroleh. Periksa ke
dokterpun telah dihentikan karena berbagai alasan. Tak diduga sebelumnya, Alloh
menghendakinya hamil dan kemudian gugur setelah sembilan pekan.
Tasbih,
tahmid dan dzikir senantiasa membasahi lisannya demi mengetahui dirinya hamil.
Sujud syukur sebagai tanda rasa syukur yang demikian dalampun dilakukannya.
Kini......janin itu telah diambil kembali oleh pemilik-Nya. Sebagai
sahabatnya, tentu saja aku merasa sedih dan khawatir. Kata-kata menghibur aku
kirimkan kepadanya, agar dia bisa tegar menghadapi ujian tsb. Namun, balasan
mail yang datang kepadaku sungguh menimbulkan rasa syukur yang demikian dalam,
sekaligus rasa haru.
Sahabatku bilang bahwa dirinya tak apa-apa. Dia rela
sepenuhnya, janin yang tumbuh dalam rahimnya diambil kembali oleh pemilik-Nya.
Walau ada rasa sedih karena kebahagiaan yang telah membuncah sirna ditengah
perjalanan, namun ada rasa syukur yang amat dalam bahwa Alloh Yang Maha
Berkehendak telah mengaruniakan kehamilan padanya. Dia bersyukur telah dapat
merasakan tumbuhnya janin dalam rahimnya, walau hanya sembilan pekan.
Subhaanalloh.
Dengan keimanan penuh pada-Nya, dengan ketinggian keyakinan
akan segala kehendak-Nya, lahir rasa tawakkal dalam diri seorang hamba. Dia
masih mampu bersyukur, walau mendapat musibah. Dia yakin bahwa Alloh SWT pasti
mempunyai rencana lain yang lebih baik baginya, karena Alloh lebih Tahu mana
yang lebih baik bagi hamba-Nya :“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia
amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu; Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Q.S.Al Baqoroh :
216).
……dan tidak ada seorang perempuan mengandung dan tidak(pula)
melahirkan melainkan dengan pengetahuan-Nya”……(Q.S.Faathir:11).
Robb,
karuniakanlah kepada kami kemampuan untuk memahami segala ketentuan-Mu, hingga
kami mampu tawakkal terhadap segala keputusan-Mu. Berikanlah kepada kami
kekuatan, hingga kami tak menggantungkan diri kepada selain-Mu,
amiin.
sumber : eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar