Rabu, 27 Januari 2016

Konsep Siang dan Malam dalam Alquran

Al-qur’an adalah mukjizat yang sangat sempurna, hanya dengan 114 Surat dan 6239 ayat al-Qur’an mampu membahas seluruh aspek kehidupan, dan menjadi pedoman hidup yang sangat ideal. Allah melalui al-Qur’an memerintahkan manusia untuk selalu memerhatikan sekelilingnya, karena dimanapun mata memandang di situ terdapat tanda-tanda kebesaran Allah swt.
Malam dan siang merupakan salah satu dari sekian banyak tanda-tanda yang membuktikan bahwa alam ini pasti diatur oleh suatu zat yang amat luar bisa (Allah). Di dalam al-Qur’an malam dan siang sering disebut dan diulang-ulang di beberapa ayat-ayat-Nya. Dan beberapa diantaranya yaitu di surat Al-Furqan ayat 47 dan 62, surat yasin ayat 37.
a.       Surat Al-Furqan ayat 47
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاساً وَالنَّوْمَ سُبَاتاً وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوراً
Artinya:” Dan Dialah yang menjadikan untuk kamu malam sebagai pakaian da tidur sebagai pemutus dan Dia menjadikan siang untuk bertebaran”.(Al-Furqan:47)
Setelah menyebutkan bukti-bukti keesaan dan kekuasaan-Nya melalui bayangan yang dibuktikan keberadaannya oleh kehadiran cahaya matahari pada ayat sebelumnya, kini ayat di atas berbicara tentang manfaat lainnya yang diperoleh manusia dari terbit dan terbenamnya matahari, yaitu adanya siang dan malam.
Keserasian perurutan ayat ini dengan ayat sebelumnya dapat juga ditemukan jika kita menyadari bahwa kegelapan malam dari remang-remang hingga sangat kelam, kemudian disusul lagi sedikit demi sedikit dengan datangnya terang, serupa juga keadaan bayangan yang didahului oleh gelap hingga ia menghilang dengan datangnya terang.
Thaba’thaba’i menulis: Keadaan manusia yang ditutupi oleh pakaian kegelapan malam, keterhentian dari aktifitas untuk beristirahat, lalu ketersebaran mereka mencari rezeki setelah munculnya siang. Sebagaimana disebut oleh ayat ini memiliki keserupaan dengan apa yang diuraikan ayat yang lalu tentang kehadiran bayangan (gelap) kemudian menjadikan matahari sebagai bukti, lalu menggenggam dan menghilangkan bayang-bayang itu.
Ayat di atas menyatakan: Dan di antara bukti-bukti keesaan Allah dan kekuasaan-Nya yaituDialah(Allah) yang menjadikan untuk kamu sekalian malam dengan kegelapannya sebagai pakaianyang menutupi diri kamu, dan menjadikan tidur sebagai pemutus segala kegiatankamu sehingga kamu dapat beristirahat guna memulihkan tenaga, dan Dia juga menjadikan siang untuk bertebaranguna mencari rezeki.[1]

b.      Surat Al-Furqan ayat 62
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُوراً
Artinya:” Dan Dia yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi siapa yang ingin mengambil pelajaran atau bagi yang ingin bersyukur.”(Al-Furqan:62).
Ayat sebelumnya membahas tentang matahari dan bulan serta pancaran cahaya dan peredarannya, dan di ayat ini disinggung tentang akibat dari peredaran matahari dan kehadiran bulan.Dan Dia pula yang menjadikan malam dan siang silih berganti yang satu datang setelah yang lain. Dia yang mengaturnya seperti itu bagi yakni untuk dimanfaatkan oleh siapa yang ingin mengambil pelajaran sehingga menyadari betapa Allah Maha Esa, Maha Mengetahui dan Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana, atau bagi yang ingin bersyukur atas segala limpahan karunia-Nya.[2]
Thahir ibn ‘Asyur berbendapat bahwa ayat ini berpesan agar setiap orang berpikir tentang pergantian malam dan siang, sehingga ia dapat mengetahui bahwa dibalik pergantian itu pasti wujud yang berperan dalam mengatur semua itu.
Sayyid Quthub ketika menafsirkan ayat ini, mengutip pendapat ilmuan yang menunjukkan betapa besarnya kuasa dan betapa teliti pengaturan-Nya. “Bumi beredar dalam orbitnya sekali setiap dua puluh empat jam, atau sekitar seribu mil perjam. Kalaulah bumi kita hanya beredar sejauh seratus mil sejamnya, maka ketika itu malam dan siang akan lebuh panjang puluhan kali dari keadaan yang sekarang. Dan bila itu terjadi, maka matahari musim panas bisa membakar semua tumbuhan di bumi disiang hari, dan membekukannya pada malam. Maka sungguh melimpah anugerah Allah swt, Kepada makhluk-Nya. Itulah sebagian dari apa-apa yang perlu direnungkan dan disyukuri oleh manusia.[3]
c.       Surat Yasin Ayat 37-40
          ٣٧وَآيَةٌ لَّهُمْ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ  ٣٨وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ٣٩وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ ٤٠لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Artinya: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan, dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin: 37-40)
            Setelah menguraikan sebagian tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya di bumi melalui ciptaan-ciptaan-Nya dan memberi contoh tentang kuasa-Nya menghidupkan sesuatu yang mati, serta menjelaskan ciptaan-Nya yang berpasang-pasangan, kini di ayat ke 37 sampai 40 berbicara tentang ciptaan-Nya dilangit serta dampak dan kegunaan ciptaan itu. Ayat di atas menyatakan: Dan suatu tanda kekuasaan besar Allah yang lain bagi mereka yang enggan percaya itu, adalah malam. Kami melalui hukum-hukum alam yang kami tetapkan senantiasa menanggalkan darinya siang yakni cahaya matahari maka dengan serta merta mereka yakni makhluk di belahan bumi lain berada dalam kegelapan.[4]
(نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ ) “kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka dalam kegelapan.”mengenai kata(نَسْلَخُ), penulis mengatakan , “Memisahkan.” dan Allah menyebut pemisahan ini dengan (سلخن), karena ia menyerupai dengan pemisahan kulit dari tubuh binatang. (فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ) maka dengan serta merta mereka dalam kegelapan. Karena siang merupakan realitas yang ada dengan keberadaan matahari. Dan ia mengikuti malam dimana jika matahari terbenam, maka cahaya ini mengikutinya, seperti kulit yang dipisahkan dari tubuh binatang. Dan ketika anda menguliti kulit dari binatang, maka anda akan mendapatinya terkelupas sedikit demi sedikit. Demikian cahaya siang jika dinisbatkan pada malam hari dimana Allah menanggalkan siang dari malam, seperti kulit yang dilepas dari tubuh binatang. Dia berfirman (فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ) maka dengan serta mertamereka dalam kegelapan.yakni, masuk dalam kegelapan. (فَإِذَا) “maka dengan serta merta.” Merupakan fuja’iyyah (bersifat secara tiba-tiba) yang menunjukkan bahwa dia hanya sekedar menanggalkan sejenak, dimana cahaya menjadi gelap, dan sebagaimana kita menyaksikan bahwa penanggalan itu datang sedikit demi sedikit, tetapi jika penanggalan itu telah sempurna, maka kegelapan pun terjadi dengan sempurna.[5]
yang demikian itu merupakan hikmah Allah, karena jika kegelapan itu didatangkan seketika ketika cahaya tengah memancar, niscaya hal itu akan berdampak kurang baik terhadap mata, pepohonan, dan banyak hal lainnya. Dan kemunculannya berlangsung sedikit demi sedikit, dari terang menjadi gelap.
MANFAAT
1.      Diantara manfaat dari ayat mulia ini adalah hal ini merupakan tanda yang sangat besarm engenai malam, dimana Allah menanggalkan siang darinya, sebagaimana melepaskan kulit dari tubuh kambing. Dan ini menunjukkan bahwa ia dilakukan sedikit demi sedikit.
2.      Diantara manfaat lain dari ayat mulia ini adalah bahwa dasar pokoknya adalah gelap. Hal itu didasarkan pada firman (نسلخ منه النهار) kami tanggalkan siang dari malam itu.dan ini menunjukkan bahwa dasar pokoknya adalah gelap dan siang itu datang sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, ia ditanggalkan dengan cara seperti itu juga dimana dasar pokok cahaya itu dari matahari dan matahari muncul setelah malam berlalu. Dengan demikian, dasar pokoknya adalah gelap, baru setelah itu muncul cahaya.
Diantara rahmat Allah yang diberikan kepada makhluk nya adalah menjadikan malam dan siang yang berbeda keadaanya. Dia menjadikan malam gelap gulita supaya sesuai dengan waktunya untuk beristirahat dari kekelahan kerja pada siang harinya dan dijadikan siang terang benderang supaya dapat dipergunakan untuk bekerja dan mencari rizki yang telah dibagi diantara para hamba.[6]
Setelah kedua ayat sebelum ini membuka kemungkinan terjadinya hal-hal yang sangat menyulitkan manusia, yang kesemuanya itu dapat dilakukan Allah jika dia menghendaki, kini dinyatakannya adalah merupakan hikmah kebijaksanaan Allah menganugrahkan kepada kamu pendengaran dan penglihatan, agar kamu memperhatikan dan merenungkan tentang ayat-ayatnya serta melihat dengan mata kepala dan hati kamu keajaiban ciptaannya. Dan adalah merupakan sebagian rahmatnya, yang menyentuh segala sesuatu, bahwa dia jadikan untuk kamu malam dan siang, secara bergantian. Dengan keduanya, allah menganugrahkan kepada kamu banyak manfaat.


Sumber : http://kutaradja92.blogspot.co.id/2014/02/konsep-siang-dan-malam-dalam-al-quran.html diunduh 27/01/2016

0 komentar:

Posting Komentar