Kita makhluk yang paling mulia yang telah diciptakan oleh Allah SWT, makhluk
yang paling kuat karena ternyata dari sekian ratus ribu sel sperma yang berjuang
untuk hidup, kita lah pemenangnya. Pernahkah kita berpikir untuk memberikan
berapa nilai dari diri kita? Apakah harga diri kita hanya sebatas dunia yang
ingin kita kuasai, emas dan perak yang ingin kita miliki?
Padahal jelas
- jelas Rasulullah bersabda, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi : “Dunia ini
terkutuk, semua yang ada di dalamnya terkutuk, kecuali dzikir kepada Allah,
hal-hal yang bersangkutan dzikir, seorang ‘alim dan seorang pelajar.” Dunia
dengan emas dan peraknya, kekuasan dan jabatan yang selalu ingin kita kejar,
kemewahan dengan rumah megahnya, sama sekali tidak berhak mengalirkan setetes
pun air mata kita. Terkadang kita melupakan bahwa dunia ini hanyalah titipan
buat kita. Demikian yang dikatakan oleh Labid.
Harta dan keluarga tak
lain adalah barang titipan, dan suatu saat barang titipan itu akan
dikembalikan.
Tapi sekali lagi, terkadang kita benar-benar melupakannya,
selalu setiap bergantinya hari yang kita pikirkan hanyalah bagaimana agar bisa
mendapatkan apa yang kita inginkan, bukan apa yang kita perlukan, dan pernahkah
kita berpikir, apakah saudara-saudara kita di luar sana membutuhkan bantuan kita
hanya untuk sekedar makan hari ini?, pernahkah terbersit sedikit saja dipikiran
kita bahwa mereka sebenarnya meminta bantuan kita,hanya saja kita selalu
membutakan mata dan menulikan telinga kita untuk mereka?
Lalu, apakah
kita juga mengetahui kalau setiap jiwa mukmin itu lebih berharga dari dunia dan
seisinya?, Dan pernahkah kita sedikit saja merenung, bahwa semua kekayaan dan
kedudukan yang kita miliki bisa menangguhkan bahkan menghambat maut dari kita,
dapat menolong kita dari siksa dan azabnya Allah?, Jika kita tahu jawabannya
tidak, lalu kenapa kita masih selalu saja menghargai diri kita hanya sebatas
harta, emas dan perak?
Demi hidupmu, kekayaan takkan memberi manfaat
kepada seorang pun ketika dada sudah tersengal dan sesak (Hatim
Ath-Thai)
Pertanyaannya adalah seberapa besarkah nilai kita sebagai
seorang manusia yang mulia dan manusia yang terpilih?
Hasan Al-Bashri
mengatakan, ”Jangan tentukan harga dirimu kecuali dengan surga. Jiwa orang yang
beriman itu mahal, tapi sebagian dari mereka justru menjualnya dengan harga yang
murah.”
Sayangnya, hanya sebagian kecil dari kita yang menyadari kalau
jiwa kita sebagai makhluk yang beriman sangatlah mahal, atau mungkin kita selalu
berpikir kalau harta dan dunia ini lebih berharga dan lebih mahal dari sebuah
jiwa yang beriman, sehingga yang sering kita tangisi adalah di saat kita
kehilangan uang, kebakaran rumah yang mewah, kehilangan pekerjaan, kita tidak
pernah merasa menyesal dan menangis ketika hati kita mulai terasa mati dan jauh
dari Allah, tidak pernah ada air mata ketika kita mengingat semua dosa-dosa yang
telah kita perbuat, lalu jika sudah seperti ini, apa lagi yang bisa kita
harapkan untuk membantu kita di hari akhir nanti?, dan jika ketaatan kepada Rabb
sudah tidak ada lagi, maka dapatkah terwujud untuk mendapatkan cinta-Nya dan
bertemu dengan-Nya dalam keadaan terbaik?
Subhanallah, ketika menuliskan
artikel ini pun, saya berusaha untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang
ada, akankah keinginan untuk memiliki sebuah rumah di syurga-Nya dan engkau
menjadi tetangga saya ya saudaraku, dapat terwujud? Insyaallah,
Amin.
Amda Usnaka
Stt Telkom
usnaka@yahoo.com
sumber : eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar